Ubi kayu, atau singkong, merupakan salah satu komoditas pangan pokok yang memiliki peran vital dalam ketahanan pangan Indonesia. Tanaman ini tidak hanya mudah dibudidayakan, tetapi juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi, baik untuk konsumsi langsung maupun sebagai bahan baku industri. Di jenjang Sekolah Dasar, khususnya kelas V semester 2, materi budidaya ubi kayu menjadi bagian penting dari pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau materi yang terkait dengan pertanian dan ketahanan pangan.
Pembelajaran mengenai budidaya ubi kayu di kelas V semester 2 bertujuan untuk mengenalkan kepada siswa tentang siklus hidup tanaman, teknik budidaya dasar, serta pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dalam kegiatan pertanian. Untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi ini, diperlukan serangkaian contoh soal yang relevan, bervariasi, dan mampu merangsang kemampuan berpikir kritis mereka.
Artikel ini akan menyajikan serangkaian contoh soal budidaya ubi kayu yang dirancang khusus untuk siswa kelas V semester 2, beserta pembahasannya. Soal-soal ini mencakup berbagai aspek mulai dari pengenalan tanaman, persiapan lahan, penanaman, perawatan, hingga panen dan pascapanen, serta kaitannya dengan lingkungan.
Bagian 1: Pengenalan Ubi Kayu dan Manfaatnya
Bagian ini akan menguji pemahaman siswa tentang identitas ubi kayu dan kegunaannya bagi manusia.
Soal 1:
Ubi kayu memiliki nama ilmiah Manihot esculenta. Selain disebut ubi kayu, tanaman ini juga dikenal dengan nama lain yang populer di berbagai daerah di Indonesia. Sebutkan minimal tiga nama daerah lain untuk ubi kayu!
Pembahasan:
Soal ini bertujuan untuk mengenalkan variasi nama ubi kayu di Indonesia, yang menunjukkan kekayaan budaya dan linguistik terkait pertanian. Jawaban yang diharapkan meliputi nama-nama seperti singkong, telo, ketela pohon, kaspe, dan lain sebagainya. Siswa diharapkan mampu menyebutkan minimal tiga dari nama-nama tersebut.
Soal 2:
Bagian tanaman ubi kayu yang paling penting dan dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi adalah bagian…
a. Daun
b. Batang
c. Akar (umbi)
d. Bunga
Pembahasan:
Soal pilihan ganda ini menguji pemahaman dasar siswa tentang bagian tanaman ubi kayu yang memiliki nilai ekonomi dan gizi utama. Jawaban yang benar adalah c. Akar (umbi). Ubi kayu dikenal luas karena umbinya yang kaya akan karbohidrat dan dapat diolah menjadi berbagai macam makanan.
Soal 3:
Selain untuk dikonsumsi langsung, ubi kayu juga dapat diolah menjadi berbagai produk industri. Sebutkan dua contoh produk industri yang memanfaatkan ubi kayu sebagai bahan baku!
Pembahasan:
Soal ini mengajak siswa berpikir lebih luas tentang pemanfaatan ubi kayu di luar konsumsi rumah tangga. Jawaban yang diharapkan antara lain: tapioka (tepung tapioka), keripik singkong, bioetanol (bahan bakar nabati), pakan ternak, atau bahkan bahan baku untuk pembuatan kertas dan tekstil.
Bagian 2: Persiapan Lahan dan Penanaman
Bagian ini akan mengevaluasi pemahaman siswa tentang langkah-langkah awal dalam budidaya ubi kayu, mulai dari pemilihan lahan hingga proses penanaman bibit.
Soal 4:
Sebelum menanam ubi kayu, petani perlu mempersiapkan lahan. Mengapa persiapan lahan sangat penting dalam budidaya ubi kayu? Jelaskan minimal dua alasan!
Pembahasan:
Soal esai ini mendorong siswa untuk memahami pentingnya fondasi dalam budidaya. Alasan-alasan yang diharapkan meliputi:
- Menyiapkan Tanah yang Subur: Mengolah tanah agar gembur, memiliki drainase yang baik, dan kaya unsur hara sehingga akar ubi kayu dapat tumbuh optimal.
- Menghilangkan Gulma: Membersihkan lahan dari tanaman pengganggu yang dapat bersaing nutrisi, air, dan cahaya matahari dengan tanaman ubi kayu.
- Memudahkan Pertumbuhan Akar: Tanah yang gembur memudahkan akar ubi kayu untuk menembus dan berkembang, menghasilkan umbi yang besar.
- Meningkatkan Ketersediaan Air: Drainase yang baik mencegah genangan air yang bisa membusukkan akar.
Soal 5:
Bibit ubi kayu yang baik biasanya diambil dari bagian tanaman mana? Jelaskan alasannya!
Pembahasan:
Soal ini menguji pengetahuan siswa tentang sumber bibit ubi kayu. Jawaban yang benar adalah dari batang. Alasannya adalah batang ubi kayu mengandung tunas-tunas yang siap tumbuh menjadi tanaman baru dan memiliki cadangan makanan yang cukup untuk memulai kehidupan awal. Batang yang dipilih biasanya yang sudah tua (sekitar 8-12 bulan) dan tidak terlalu muda atau terlalu tua.
Soal 6:
Teknik penanaman ubi kayu yang paling umum adalah dengan menancapkan potongan batang (stek). Bagaimana cara memotong batang ubi kayu yang tepat agar siap ditanam? Jelaskan langkah-langkahnya!
Pembahasan:
Soal ini menuntut siswa untuk menjelaskan prosedur teknis penanaman. Langkah-langkah yang diharapkan meliputi:
- Memilih Batang yang Sehat: Menggunakan batang dari tanaman yang sehat, bebas dari penyakit dan hama.
- Memotong Batang: Memotong batang menjadi beberapa bagian sepanjang sekitar 20-30 cm.
- Memastikan Adanya Tunas: Setiap potongan batang harus memiliki minimal 3-5 mata tunas.
- Memotong Ujung Pangkal dan Ujung Atas: Ujung pangkal batang (yang dekat dengan akar) dipotong rata, sementara ujung atas dipotong miring untuk memudahkan identifikasi saat menanam dan mengurangi penguapan.
Bagian 3: Perawatan Tanaman
Perawatan yang baik adalah kunci keberhasilan budidaya. Bagian ini akan menguji pemahaman siswa tentang kegiatan perawatan tanaman ubi kayu.
Soal 7:
Tanaman ubi kayu membutuhkan air dan nutrisi agar tumbuh subur. Namun, kebutuhan airnya tidak sebanyak tanaman padi. Mengapa demikian?
Pembahasan:
Soal ini mendorong siswa untuk memahami karakteristik adaptif tanaman ubi kayu. Ubi kayu dikenal sebagai tanaman yang relatif tahan terhadap kekeringan. Hal ini karena umbinya yang tersimpan di dalam tanah dapat menyimpan cadangan air dan nutrisi, sehingga mampu bertahan dalam kondisi tanah yang kering untuk jangka waktu tertentu. Tanaman ini juga memiliki sistem perakaran yang dalam.
Soal 8:
Selain menyiangi gulma secara rutin, perawatan lain yang penting untuk pertumbuhan umbi ubi kayu adalah…
a. Pemupukan susulan
b. Penyiraman setiap hari
c. Pemangkasan daun secara berkala
d. Pemberian pestisida setiap minggu
Pembahasan:
Soal pilihan ganda ini fokus pada perawatan spesifik untuk meningkatkan hasil panen. Jawaban yang benar adalah a. Pemupukan susulan. Pemupukan susulan, terutama dengan pupuk yang kaya akan unsur kalium (K), sangat penting untuk pembentukan dan pembesaran umbi ubi kayu.
Soal 9:
Hama dan penyakit dapat menyerang tanaman ubi kayu. Sebutkan satu contoh hama yang sering menyerang ubi kayu dan bagaimana cara mengatasinya secara alami (jika memungkinkan)?
Pembahasan:
Soal ini mengenalkan siswa pada tantangan dalam budidaya dan pentingnya pengendalian hama yang ramah lingkungan. Contoh hama yang umum adalah kutu putih (mealybugs) atau tungau merah. Cara mengatasi secara alami bisa meliputi:
- Penyemprotan dengan larutan sabun cuci piring: Mengencerkan sabun cuci piring dengan air dan menyemprotkannya ke bagian tanaman yang terserang.
- Penggunaan ekstrak tumbuhan: Misalnya, ekstrak daun sirsak atau daun pepaya yang memiliki sifat insektisida alami.
- Memanfaatkan predator alami: Membiarkan atau mendatangkan serangga predator yang memakan hama tersebut.
- Menjaga kebersihan lahan: Mencegah perkembangbiakan hama.
Bagian 4: Panen dan Pascapanen
Bagian ini akan menguji pemahaman siswa tentang kapan waktu panen yang tepat dan apa saja yang dilakukan setelah ubi kayu dipanen.
Soal 10:
Berapa lama usia rata-rata tanaman ubi kayu sejak ditanam hingga siap panen?
a. 3-4 bulan
b. 6-8 bulan
c. 10-12 bulan
d. 18-24 bulan
Pembahasan:
Soal pilihan ganda ini menguji pengetahuan siswa tentang siklus hidup tanaman ubi kayu. Jawaban yang benar adalah c. 10-12 bulan. Meskipun ada varietas yang lebih cepat atau lebih lambat, usia 10-12 bulan adalah rentang waktu yang umum untuk mendapatkan umbi yang optimal.
Soal 11:
Bagaimana cara memanen ubi kayu yang benar agar umbinya tidak rusak dan kualitasnya tetap terjaga? Jelaskan langkah-langkahnya!
Pembahasan:
Soal ini menekankan pada teknik panen yang hati-hati. Langkah-langkah yang diharapkan meliputi:
- Memastikan Waktu Panen Tepat: Ciri-ciri siap panen antara lain daun mulai menguning dan berguguran, serta batang terlihat sedikit kering.
- Menggemburkan Tanah di Sekitar Tanaman: Menggunakan cangkul atau alat lain untuk menggemburkan tanah di sekeliling pangkal batang untuk memudahkan pencabutan.
- Mencabut Tanaman dengan Hati-hati: Memegang batang tanaman dengan kuat dan menariknya perlahan ke atas. Jika sulit, bisa dibantu dengan mengayunkan batang ke samping atau menggunakan alat bantu.
- Membersihkan Tanah dari Umbi: Setelah tanaman tercabut, bersihkan tanah yang menempel pada umbi dengan tangan atau alat bantu agar tidak ada tanah yang ikut terbawa.
- Menghindari Kerusakan Umbi: Berhati-hatilah agar umbi tidak tergores, terbentur, atau patah saat proses pencabutan dan pembersihan.
Soal 12:
Setelah dipanen, ubi kayu perlu penanganan pascapanen. Mengapa ubi kayu sebaiknya tidak disimpan terlalu lama dalam bentuk segar? Apa yang bisa dilakukan untuk mengolahnya agar lebih awet?
Pembahasan:
Soal ini mengajarkan siswa tentang sifat ubi kayu dan cara pengawetannya. Ubi kayu segar mudah rusak dan beracun jika disimpan terlalu lama. Umbi yang tergores atau rusak akan cepat membusuk. Oleh karena itu, perlu segera diolah. Cara mengolahnya agar lebih awet antara lain:
- Dikeringkan: Menjadi keripik atau gaplek.
- Diolah menjadi tepung: Seperti tepung tapioka atau tepung singkong.
- Direbus atau dikukus: Untuk konsumsi langsung atau diolah menjadi berbagai masakan.
- Difermetasi: Menjadi bahan baku produk lain.
Bagian 5: Ubi Kayu dan Lingkungan
Bagian ini menghubungkan budidaya ubi kayu dengan prinsip-prinsip keberlanjutan dan kelestarian lingkungan.
Soal 13:
Budidaya ubi kayu yang dilakukan secara berlebihan tanpa memperhatikan kelestarian tanah dapat menyebabkan beberapa masalah lingkungan. Sebutkan satu contoh masalah lingkungan yang bisa timbul akibat budidaya ubi kayu yang tidak berkelanjutan!
Pembahasan:
Soal ini mendorong siswa untuk berpikir kritis tentang dampak pertanian terhadap lingkungan. Jawaban yang diharapkan bisa berupa:
- Erosi tanah: Jika lahan tidak dijaga dengan baik, tanah bisa terkikis oleh air hujan atau angin.
- Penurunan kesuburan tanah: Pengambilan nutrisi oleh tanaman secara terus-menerus tanpa pengembalian pupuk organik atau anorganik dapat mengurangi kesuburan tanah.
- Kerusakan struktur tanah: Pengolahan tanah yang terlalu intensif atau penggunaan alat berat yang tidak tepat dapat merusak struktur tanah.
Soal 14:
Bagaimana cara petani dapat melakukan budidaya ubi kayu yang lebih ramah lingkungan? Berikan dua contoh praktik yang bisa dilakukan!
Pembahasan:
Soal ini mengajak siswa untuk mencari solusi yang berkelanjutan. Contoh praktik yang bisa dilakukan:
- Sistem Tumpang Sari: Menanam ubi kayu bersama tanaman lain yang bermanfaat, seperti kacang-kacangan yang dapat memperbaiki kesuburan tanah.
- Penggunaan Pupuk Organik: Menggunakan pupuk kompos atau pupuk kandang untuk menjaga kesuburan dan struktur tanah.
- Pengendalian Hama Terpadu: Menggunakan metode pengendalian hama yang alami dan meminimalkan penggunaan pestisida kimia.
- Menjaga Kelestarian Sumber Air: Tidak mencemari sumber air dengan limbah pertanian.
- Reboisasi atau Penanaman Pohon di Sekitar Lahan: Untuk mencegah erosi dan menjaga keseimbangan ekosistem.
Kesimpulan
Contoh soal budidaya ubi kayu kelas V semester 2 yang disajikan di atas dirancang untuk mencakup berbagai aspek penting dalam pembelajaran materi ini. Dengan variasi bentuk soal, mulai dari pilihan ganda, esai singkat, hingga penjelasan langkah-langkah, siswa didorong untuk tidak hanya menghafal fakta, tetapi juga memahami konsep, proses, dan aplikasi praktisnya.
Melalui pembelajaran budidaya ubi kayu, siswa kelas V tidak hanya diperkenalkan pada salah satu komoditas pangan penting Indonesia, tetapi juga dibekali dengan pemahaman dasar tentang pertanian, pentingnya menjaga lingkungan, serta potensi ekonomi yang ditawarkan oleh hasil bumi. Diharapkan, dengan pemahaman yang baik, generasi muda dapat tumbuh menjadi individu yang peduli terhadap ketahanan pangan dan keberlanjutan lingkungan, bahkan mungkin menjadi penggerak di sektor pertanian di masa depan. Guru dapat menggunakan contoh-contoh soal ini sebagai referensi dalam menyusun evaluasi belajar atau sebagai bahan diskusi di kelas untuk memperdalam pemahaman siswa.
Semoga artikel ini bermanfaat! Anda bisa menambahkan atau menyesuaikan soal-soal tersebut sesuai dengan materi spesifik yang diajarkan di sekolah.