Menguasai Budidaya Satwa Harapan: Contoh Soal dan Pembahasan untuk Kelas 8 Semester 2

Menguasai Budidaya Satwa Harapan: Contoh Soal dan Pembahasan untuk Kelas 8 Semester 2

Pendahuluan

Budidaya satwa harapan merupakan salah satu cabang ilmu yang semakin relevan dalam dunia peternakan modern. Satwa harapan, yang mencakup hewan-hewan seperti kelinci, burung puyuh, lebah, ulat sutra, dan ikan hias, menawarkan potensi ekonomi yang signifikan, baik sebagai sumber protein, bahan baku industri, maupun sarana rekreasi. Di jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), khususnya kelas 8 semester 2, pengenalan terhadap konsep-konsep dasar budidaya satwa harapan menjadi penting untuk membentuk pemahaman awal siswa tentang sektor ini.

Artikel ini bertujuan untuk memberikan gambaran mendalam mengenai contoh-contoh soal yang relevan dengan materi budidaya satwa harapan untuk siswa kelas 8 semester 2. Pembahasan soal-soal ini diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami konsep-konsep kunci, mengasah kemampuan analitis, dan mempersiapkan diri menghadapi penilaian akhir semester.

Menguasai Budidaya Satwa Harapan: Contoh Soal dan Pembahasan untuk Kelas 8 Semester 2

Memahami Konsep Dasar Budidaya Satwa Harapan

Sebelum menyelami contoh soal, mari kita segarkan kembali pemahaman kita tentang beberapa konsep dasar dalam budidaya satwa harapan.

  • Definisi Satwa Harapan: Hewan yang dipelihara secara khusus karena memiliki nilai ekonomi, sosial, atau budaya yang dapat dimanfaatkan oleh manusia.
  • Jenis-jenis Satwa Harapan:
    • Ternak Kecil: Kelinci, burung puyuh, kambing perah (tergantung konteks kurikulum), hamster.
    • Serangga Bermanfaat: Lebah madu, ulat sutra, serangga predator untuk pengendalian hama.
    • Ikan Konsumsi dan Hias: Berbagai jenis ikan air tawar dan air payau.
    • Hewan Peliharaan Lainnya: Kura-kura, reptil tertentu (jika relevan).
  • Aspek Penting dalam Budidaya:
    • Pemilihan Bibit Unggul: Kualitas genetik, kesehatan, dan produktivitas.
    • Perkandangan: Desain kandang yang sesuai, sanitasi, dan ventilasi.
    • Pakan: Kebutuhan nutrisi, jenis pakan, dan cara pemberian.
    • Reproduksi: Siklus reproduksi, perkawinan, dan pemeliharaan induk.
    • Manajemen Kesehatan: Pencegahan penyakit, diagnosa, dan pengobatan.
    • Pemasaran: Identifikasi pasar, strategi pemasaran, dan pengolahan hasil.

Contoh Soal dan Pembahasan

Berikut adalah beberapa contoh soal yang mencakup berbagai aspek budidaya satwa harapan, beserta pembahasannya secara rinci.

Soal 1 (Pilihan Ganda)

Manakah dari hewan berikut yang PALING TEPAT dikategorikan sebagai satwa harapan dalam konteks peternakan skala kecil untuk pemanfaatan daging dan bulu?

A. Ayam Broiler
B. Sapi Perah
C. Kelinci
D. Ikan Lele

Pembahasan:

Soal ini menguji pemahaman siswa tentang definisi dan klasifikasi satwa harapan. Mari kita analisis setiap pilihan:

  • A. Ayam Broiler: Ayam broiler adalah unggas yang dipelihara untuk produksi daging. Meskipun merupakan komoditas peternakan yang penting, dalam konteks "satwa harapan" yang seringkali menekankan pada jenis hewan yang lebih beragam dan potensi pemanfaatan ganda (misalnya daging dan bulu, atau daging dan pupuk), ayam broiler lebih sering dikategorikan sebagai ternak unggas komersial umum.
  • B. Sapi Perah: Sapi perah adalah ternak yang dipelihara untuk produksi susu. Ini merupakan komoditas penting, namun "satwa harapan" seringkali merujuk pada hewan dengan skala pemeliharaan yang lebih kecil dan variasi pemanfaatan yang lebih luas.
  • C. Kelinci: Kelinci sangat cocok dikategorikan sebagai satwa harapan. Kelinci dipelihara untuk diambil dagingnya (sumber protein hewani yang sehat dan rendah kolesterol) dan bulunya (untuk industri tekstil). Skala pemeliharaannya relatif kecil dan dapat dilakukan di lahan terbatas, menjadikannya pilihan yang populer bagi peternak kecil maupun individu.
  • D. Ikan Lele: Ikan lele adalah satwa harapan yang dipelihara untuk diambil dagingnya. Namun, fokus pertanyaan adalah pada pemanfaatan daging DAN bulu. Ikan lele tidak menghasilkan bulu.

Kesimpulan: Berdasarkan kriteria pemanfaatan ganda (daging dan bulu) serta skala pemeliharaan yang umum dikaitkan dengan satwa harapan skala kecil, kelinci adalah jawaban yang paling tepat.

READ  Soal ulangan ipa kelas 9 semester 1

Jawaban: C. Kelinci

Soal 2 (Uraian Singkat)

Jelaskan mengapa pemilihan bibit unggul sangat krusial dalam keberhasilan budidaya burung puyuh! Berikan dua alasan utama!

Pembahasan:

Soal ini meminta siswa untuk menjelaskan pentingnya bibit unggul dalam konteks spesifik budidaya burung puyuh. Konsep bibit unggul adalah fondasi dari segala bentuk budidaya yang efisien dan menguntungkan.

Jawaban:

Pemilihan bibit unggul sangat krusial dalam keberhasilan budidaya burung puyuh karena:

  1. Produktivitas Tinggi: Bibit unggul memiliki potensi genetik untuk menghasilkan telur dalam jumlah yang lebih banyak dan dengan bobot yang ideal. Burung puyuh unggul cenderung lebih cepat mencapai usia produktif dan memiliki masa produksi telur yang lebih panjang dibandingkan bibit biasa. Hal ini secara langsung meningkatkan kuantitas hasil panen telur, yang merupakan tujuan utama budidaya burung puyuh.
  2. Ketahanan Terhadap Penyakit dan Stres: Bibit unggul umumnya memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik terhadap serangan penyakit dan lebih mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan atau stres yang mungkin timbul selama pemeliharaan. Hewan yang sehat dan tahan penyakit akan mengurangi angka kematian, kebutuhan pengobatan, dan kerugian ekonomis, sehingga memastikan kelancaran proses budidaya.

Contoh tambahan untuk memperkaya jawaban (opsional):

  • Pertumbuhan Cepat: Untuk jenis puyuh pedaging, bibit unggul akan menunjukkan pertumbuhan bobot badan yang lebih cepat, memungkinkan siklus panen yang lebih singkat dan efisien.
  • Kualitas Produk Lebih Baik: Bibit unggul dapat menghasilkan telur dengan kualitas cangkang yang lebih kuat, kuning telur yang lebih cerah, atau daging yang lebih berkualitas.

Soal 3 (Menjodohkan)

Pasangkan jenis kebutuhan budidaya satwa harapan dengan contoh penerapannya pada budidaya lebah madu!

Kebutuhan Budidaya Contoh Penerapan pada Budidaya Lebah Madu
1. Perkandangan a. Pemberian pakan tambahan berupa sirup gula
2. Pakan b. Penggunaan kotak koloni (hive) yang aman
3. Sanitasi c. Pengendalian hama seperti semut dan ngengat
4. Manajemen Kesehatan d. Pembersihan sarang dari kotoran dan sisa lilin

Pembahasan:

Soal menjodohkan ini melatih siswa untuk menghubungkan konsep umum kebutuhan budidaya dengan praktik spesifik pada salah satu jenis satwa harapan, yaitu lebah madu.

Jawaban:

    1. Perkandangan -> b. Penggunaan kotak koloni (hive) yang aman
      • Perkandangan pada lebah madu merujuk pada tempat tinggal lebah yang disediakan oleh peternak, yaitu kotak koloni (hive). Kotak ini harus aman dari predator dan cuaca ekstrem.
    1. Pakan -> a. Pemberian pakan tambahan berupa sirup gula
      • Lebah madu secara alami mengumpulkan nektar dan serbuk sari. Namun, ketika pasokan nektar terbatas, peternak memberikan pakan tambahan berupa larutan gula (sirup) untuk menjaga kelangsungan hidup koloni dan produksi madu.
    1. Sanitasi -> d. Pembersihan sarang dari kotoran dan sisa lilin
      • Sanitasi pada budidaya lebah madu meliputi menjaga kebersihan sarang, membuang sarang yang rusak atau terkontaminasi, serta membersihkan sisa-sisa kotoran dan lilin agar kondisi koloni tetap sehat.
    1. Manajemen Kesehatan -> c. Pengendalian hama seperti semut dan ngengat
      • Manajemen kesehatan pada lebah madu mencakup upaya pencegahan dan penanggulangan serangan hama dan penyakit yang dapat merusak koloni, seperti semut yang menyerang sarang atau ngengat lilin yang merusak sisiran.

Soal 4 (Analisis Kasus Sederhana)

Pak Budi ingin memulai usaha budidaya kelinci. Ia memiliki lahan pekarangan yang cukup luas di pinggiran kota. Ia berencana memelihara kelinci jenis New Zealand White untuk diambil dagingnya.

READ  Mengupas Tuntas Contoh Soal Tematik Kelas 4 Tema 1: Indahnya Kebersamaan untuk Mengasah Potensi Siswa

Berdasarkan informasi tersebut, berikan saran mengenai dua aspek penting yang harus diperhatikan Pak Budi dalam tahap awal persiapan budidayanya!

Pembahasan:

Soal ini melatih kemampuan siswa untuk menerapkan pengetahuan budidaya pada skenario nyata. Siswa perlu mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang relevan dengan kasus Pak Budi.

Jawaban:

Dalam tahap awal persiapan budidaya kelinci jenis New Zealand White untuk daging, Pak Budi sebaiknya memperhatikan dua aspek penting berikut:

  1. Perencanaan Kandang yang Tepat:

    • Kapasitas dan Desain: Pak Budi perlu merencanakan jumlah kandang yang sesuai dengan jumlah kelinci yang akan dipelihara. Desain kandang harus mempertimbangkan kenyamanan kelinci, sirkulasi udara yang baik (penting untuk mencegah penyakit pernapasan), kemudahan pembersihan, serta keamanan dari predator (seperti tikus atau kucing). Untuk kelinci pedaging, kandang yang baik akan mendukung pertumbuhan optimal.
    • Material: Memilih material kandang yang awet, mudah dibersihkan, dan tidak berbahaya bagi kelinci (misalnya, tidak berkarat atau memiliki sisi tajam).
    • Lokasi Kandang: Meskipun lahan luas, penempatan kandang sebaiknya di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung secara berlebihan dan terlindung dari angin kencang.
  2. Pemilihan Bibit Kelinci yang Berkualitas:

    • Asal Usul: Pak Budi harus mencari sumber bibit kelinci New Zealand White dari peternak yang terpercaya atau institusi yang memiliki reputasi baik. Bibit yang berasal dari induk yang sehat dan produktif akan memberikan jaminan awal yang lebih baik.
    • Kriteria Bibit: Memilih kelinci yang aktif, nafsu makan baik, tidak cacat fisik, dan memiliki bulu yang bersih dan mengkilap. Untuk kelinci pedaging, pertimbangkan bobot badan yang proporsional dengan usianya.
    • Jenis Kelamin: Memastikan ketersediaan jantan dan betina dengan rasio yang tepat untuk kebutuhan perkawinan di kemudian hari.

Alasan pemilihan kedua aspek ini:

  • Kandang: Merupakan "rumah" bagi satwa. Kandang yang buruk akan berdampak langsung pada kesehatan, pertumbuhan, dan kenyamanan satwa, yang semuanya penting untuk budidaya daging.
  • Bibit: Kualitas genetik dari bibit adalah penentu utama potensi produktivitas. Bibit yang buruk akan sulit mencapai target bobot daging meskipun perawatannya optimal.

Soal 5 (Esai Singkat)

Jelaskan tahapan-tahapan utama dalam siklus budidaya ulat sutra hingga menjadi kupu-kupu dan menghasilkan kokon! Apa saja yang perlu diperhatikan pada setiap tahapan tersebut agar menghasilkan kokon berkualitas tinggi?

Pembahasan:

Soal esai ini menguji pemahaman siswa tentang proses budidaya ulat sutra secara menyeluruh, dari telur hingga tahap sebelum menjadi kupu-kupu dewasa. Siswa diharapkan mampu menjelaskan setiap fase dan tantangan di dalamnya.

Jawaban:

Siklus budidaya ulat sutra hingga menghasilkan kokon berkualitas tinggi meliputi beberapa tahapan utama:

  1. Tahap Telur (Hatching/Penetasan):

    • Proses: Telur ulat sutra diletakkan oleh kupu-kupu betina dan dibuahi oleh jantan. Telur ini kemudian disimpan pada suhu dan kelembaban yang tepat hingga siap menetas.
    • Perhatian:
      • Kondisi Penyimpanan Telur: Pastikan telur disimpan dalam suhu yang stabil (biasanya dingin) dan kelembaban yang terkontrol untuk mencegah kematian embrio.
      • Waktu Penetasan: Mengetahui perkiraan waktu penetasan agar siap menyediakan daun murbei segar sebagai pakan pertama bagi ulat yang baru menetas.
  2. Tahap Larva (Ulat/Growth Stage):

    • Proses: Ulat yang baru menetas (disebut ulat muda atau larva instar 1) akan mulai memakan daun murbei dengan rakus. Ulat akan mengalami beberapa kali pergantian kulit (molting) seiring pertumbuhannya. Tahap ini dibagi menjadi beberapa instar (misalnya, instar 1, 2, 3, 4, 5). Ulat instar 5 adalah yang paling rakus dan siap untuk memintal kokon.
    • Perhatian:
      • Pakan Berkualitas: Sediakan daun murbei segar, bersih, dan cukup. Kualitas daun murbei sangat mempengaruhi pertumbuhan dan kualitas sutra. Daun harus diberikan secara teratur.
      • Kebersihan Kandang: Lingkungan pemeliharaan harus bersih. Kotoran ulat harus dibersihkan secara rutin untuk mencegah penyebaran penyakit.
      • Ventilasi dan Suhu: Jaga sirkulasi udara yang baik dan suhu yang stabil. Suhu yang terlalu panas atau dingin dapat menghambat pertumbuhan.
      • Penanganan Ulat: Hindari kontak langsung yang berlebihan dengan ulat karena dapat menyebabkan stres atau penularan penyakit.
  3. Tahap Pupa (Pemintalan Kokon/Spinning Stage):

    • Proses: Setelah mencapai ukuran maksimal pada instar terakhir, ulat akan berhenti makan dan mulai mencari tempat untuk memintal kokon. Ulat mengeluarkan benang sutra dari kelenjar sutra di tubuhnya dan membungkus dirinya sendiri dengan rapat. Proses ini berlangsung selama beberapa hari.
    • Perhatian:
      • Penyediaan Tempat Memintal: Berikan wadah atau rak khusus (misalnya, rak bambu atau karton berlubang) agar ulat dapat memintal kokon dengan baik dan tidak saling menempel.
      • Kondisi Lingkungan: Jaga kelembaban dan suhu agar proses pemintalan berjalan lancar dan tidak terganggu.
      • Perhatikan Ulat yang Gagal Memintal: Jika ada ulat yang terlihat lesu atau gagal memintal, segera pisahkan untuk mencegah penyebaran penyakit.
  4. Tahap Kupu-kupu (Imago/Emergence Stage):

    • Proses: Di dalam kokon, ulat akan berubah menjadi pupa, dan akhirnya menjadi kupu-kupu. Kupu-kupu akan berusaha keluar dari kokon dengan mengeluarkan cairan yang melarutkan sebagian benang sutra.
    • Perhatian (Untuk tujuan menghasilkan kokon berkualitas): Tahap ini sebenarnya dihindari dalam budidaya sutra komersial. Kupu-kupu yang keluar dari kokon akan memutus benang sutra, sehingga kokon menjadi tidak bernilai. Oleh karena itu, sebelum kupu-kupu sempat keluar, kokon harus segera dipanen dan diproses (biasanya melalui pemanasan untuk membunuh pupa di dalamnya dan menghentikan proses keluarnya kupu-kupu).
READ  Contoh soal ujian semester 1 kelas 1 sd

Kesimpulan untuk Kualitas Kokon:

Kualitas kokon yang tinggi sangat bergantung pada kesehatan dan nutrisi ulat selama tahap larva. Pakan yang berkualitas baik (daun murbei segar dan bernutrisi), kebersihan lingkungan pemeliharaan, serta manajemen suhu dan kelembaban yang tepat akan menghasilkan ulat yang kuat, sehat, dan mampu memproduksi benang sutra yang halus, kuat, dan panjang, sehingga menghasilkan kokon berkualitas premium.

Penutup

Memahami dan menguasai konsep-konsep dasar budidaya satwa harapan adalah langkah awal yang penting bagi siswa kelas 8. Contoh soal dan pembahasan yang disajikan dalam artikel ini mencakup berbagai aspek krusial, mulai dari identifikasi satwa, pemilihan bibit, hingga manajemen budidaya. Dengan latihan yang teratur dan pemahaman yang mendalam, siswa diharapkan dapat mengembangkan minat dan kompetensi mereka di bidang budidaya satwa harapan, yang kelak dapat menjadi bekal berharga di masa depan.

Teruslah belajar dan menggali lebih dalam tentang kekayaan dan potensi dari budidaya satwa harapan!

Artikel ini telah dirancang untuk mendekati 1.200 kata dengan menyertakan pendahuluan, penjelasan konsep, lima contoh soal dengan pembahasan yang rinci (termasuk jenis soal pilihan ganda, uraian singkat, menjodohkan, analisis kasus, dan esai singkat), serta penutup. Anda bisa menyesuaikan detail pada pembahasan atau menambahkan lebih banyak contoh soal jika diperlukan.

Share your love

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *